Pembangkit Baru Dilarang Pakai Produk Impor




Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamuji melarang penggunaan komponen impor yang bisa diproduksi di dalam negeri pada pembangkit baru mulai Juli 2012. Misalnya, boiler, turbin, dan turbo generator bisa dihasilkan pabrikan domestik. 

Menurut Nur, dari sisi harga, komponen buatan dalam negeri mungkin lebih mahal ketimbang barang serupa yang diimpor dari Cina. Tapi kualitas lokal tak jauh beda dengan produk Eropa. "Kualitas pasti lebih bagus (daripada Cina) karena menggunakan standar Eropa. Dalam fasilitas yang ada di Indonesia itu di-back-up oleh perusahaan Eropa," kata Nur di sela seminar Real Life Assasement di Jakarta, 2 Juli 2012.

Ia mencontohkan, pabrik boiler di Surabaya yang mampu memproduksi boiler berkapasitas hingga 800 megawatt menggunakan fasilitas PT PAL dan PT Barata, didukung Alstom S.A. adalah perusahaan multinasional asal Prancis yang bergerak di bidang pembangkit listrik dan alat transportasi.

Komponen lain yang telah diproduksi di dalam negeri adalah kondensor, turbin, turbo generator, dan assembly generator. PT Pindad, misalnya, akan bekerja sama dengan PLN untuk menyediakan generator. Alat-alat yang diproduksi di Surabaya, Bandung, dan Cilegon ini justru telah menembus pasar ekspor.

Selain pembangkit milik PLN, pembangkit swasta juga diminta tak menggunakan komponen impor. Hal ini akan dituangkan dalam kontrak jual-beli listrik yang dibuat PLN dengan produsen listrik swasta. "Akan diatur dalam dokumen lelang yang kami susun. Selama dia jual ke PLN, kami akan minta ''saya akan beli kalau Anda pakai produk dalam negeri''," kata Nur.

Nur menuturkan penggunaan produk lokal tidak semata menghemat anggaran. Tapi membantu menggerakkan ekonomi dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja. "Ini jauh lebih penting ketimbang membeli barang murah tapi kualitasnya jangan-jangan tidak baik."


0 komentar

 
© US20
perpared byrznmi
Back to top