Hatta Rajasa, Menko Perekonomian (sumber: infopublik.kominfo.)
Ketika kejadian berlangsung, dirinya menghubungi Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan meminta kronologisnya
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan saat sistem radar pemandu gerakan pesawat mati kemarin, sempat nyaris terjadi tabrakan di udara antara pesawat yang masih mengudara.
Menurutnya, ketika kejadian berlangsung, dirinya menghubungi Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan meminta kronologisnya.
Berdasarkan informasi dari Dirjen Perhubungan Udara, ada kerusakan pada UPS atau Uninterrupted Power Supply. Biasanya, jika alat ini mati akan berubah ke fungsi otomatis, namun semalam UPS utama di Bandara Soekarno Hatta terbakar sehingga pengaturan harus dijalankan secara manual.
Terbakarnya UPS tersebut menyebabkan black out 15 menit.
”15 menit blackout itu panjang waktunya di udara. Hampir terjadi near miss antara dua pesawat. Lion Air dan Lion Air. Return to base ke masing-masing tempat, ada dua pesawat yang divert ke Semarang,” ujarnya kepada wartawan di Istana Negara, Senin (17/12).
Untuk mengetahui penyebab terbakarnya UPS utama, Hatta mengatakan harus ada investigasi lanjutan. Selain itu, Hatta juga meminta agar alat dan sistem mengalami modernisasi. Pendaratan di Bandara Soekarno Hatta sudah sangat padat. Oleh karena itu, katanya, diperlukan penjagaan sistem untuk menjaga keamanan.
Untuk kerugiannya sendiri, menurut Hatta, tidak terlalu besar tapi tetap saja suatu hal yang mengerikan.
”Kalau dari segi material saya kira ini tidak terlalu besar, akan tetapi di dalam dunia penerbangan hal seperti itu sangat mengerikan dan tidak boleh terjadi,” kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.
Sistem pemanduan udara di menara kontrol Bandara Soekarno Hatta berupa perangkat Uninterruptible Power Supply (UPS) terbakar kemarin, Minggu (17/12) sekitar pukul 16.55 WIB. UPS merupakan pendukung pasokan energi listrik ke perangkat komputer pendukung kerja pemanduan pesawat.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, menara kontrol memutuskan untuk membatasi jumlah pendaratan dan lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta, serta melakukan pola pemanduan pesawat secara prosedural (non-radar). Hal ini menyebabkan pergeseran jadwal dan pengalihan beberapa penerbangan yang melakukan pendaratan dan lepas landas di Bandara Soekarno Hatta.
Tidak ada Sabotase
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan kejadian dengan UPS kemarin karena gangguan teknis.
”Tidak ada sabotase. Sepertinya gangguan teknis saja. Tetapi untuk sementara ini pastinya mereka akan lihat nanti,” ujarnya kepada wartawan.
Ia menjelaskan radar untuk penerbangan ada dua jenis, primer dan sekunder. Untuk Tentara Nasional Indonesia menggunakan radar primer untuk memantau semua penerbangan.
Sementara untuk penerbangangan komersil menggunakan radar sekunder.
”Jadi kalau radar sekunder di Menteri Perhubungan. Kalau radar primer di kita (Pertahanan), untuk militer lebih tajam,” tuturnya.
0 komentar